Rabu, 09 Mei 2012
love is a journey not a destination
Apa yang bisa berubah di dunia ini?
jawabannya; semuanya bisa....
ingin bukti...
tanyalah hatimu sendiri...
tanyalah dirimu sendiri
ingat-ingatlah apa yang terjadi selama kamu hidup
kalau bicara fisik tentulah semuannya akan berubah...
kalau bicara hati, prinsip, idealisme..nonsens
kalau itu tidak pernah berubah selama hidupmu
menjelang usia 40 tahun ini
aku mencoba mengingat-ingat ...
perubahan besar apa yang terjadi dalam diriku
kalau awalnya aku seorang yang cuek, easy going, take it easy, EGP...whatever.....
maka perubahan itu datang setelah aku punya anak.
dan perubahan itu semakin signifikan, setelah aku mengetahui
bahwa anakku penyandang autis
Aku menjadi orang yang sangat ketakutan dengan masa depan
aku menjadi orang yang paranoid bertemu dengan orang banyak
dan aku menjadi orang yang peduli dengan penderitaan orang lain
Tapi seiring dengan waktu
perubahan demi perubahan akhirnya menuju kearah yang lebih baik
Aku lebih menyerahkan semuanya kepada Allah...
aku menjadi ingin lebih dekat dengan Allah
bukankah itu semua perubahan ke arah positif
Dan aku ingin semua perubahan yang kudapat ini tidak berubah lagi
Aku ingin tetap menjadi orang yang dekat dengan Allah
Aku ingin tetap menjadi orang yang care dengan orang lain, keluarga, sahabat , orang yang baru kenal..bahkan orang yang belum kenal sekalipun.
Sekarang aku bisa menyimpulkan
bahwa....
Ada yang tidak bisa berubah di dunia ini
Yaitu cinta kasih kita kepada anak-anak kita...
Patutlah di pertanyakan naluri keibuan kita...
apabila kita sudah tidak peduli dengan keadaan anak-anak kita
apabila rasa sayang dan cinta kita terhadap mereka tertutup oleh egois yang tidak jelas
Mungkin setelah belasan ataupun puluhan tahun kita mengarungi bahtera rumah tangga
ada rasa kebosanan yang menyergap diri kita
aku rasa itu hal yang wajar...
bertahun-tahun kita bertemu dengan orang yang itu-itu saja...
4 L bahasa gaulnya...lu lagi..lu lagi
mungkinkah hati kita berubah, setelah sekian lama hidup dengan orang yang sama?
mungkin ya mungkin tidak...
tetapi perkawinan bukanlah suatu permainan puzzle
yang bisa di susun, di lepas, disimpan dan di mainkan lagi
dia terikat oleh bingkai aturan agama dan negara
dan yang pasti ia diikat oleh hati
Setiap pasangan mungkin akan merasakan hal itu.
Banyak pasangan yang menang dan tidak sedikit pula yang menjadi pecundang
semua diantara kita pasti menginginkan jadi pemenang.
tetapi kadang kala apa yang kita lakukan tidak mengisyaratkan untuk itu
Cobalah ingat-ingat lagi...saat kita pertama kali jatuh cinta
pada pasangan kita...
masihkah kita mendengar debar-debar aneh yang sama yang bergema di jantung kita?
masihkan ada kerinduan yang sama yang kita rasakan belasan atau puluhan tahun yang lalu
masihkah kita selalu ingin menatap wajahnya, matanya dan senyumnya
mungkin tidak lagi...
karena semua telah berubah, mungkin badannya sudah tak tegap seperti dulu
mungkin wajahnya sudah tak setampan ketika kau pertama kali bertemu
mungkin matanya tidak sebening puluhan tahun yang lalu
dan mungkin senyumnya sudah tak menggoda lagi
tapi hanya sebatas itukah cintamu?
lihatlah sekarang
diantara kalian ada anak-anak yang sehat, tampan, cantik dan cerdas
diantara kalian ada janji, komitmen kesetiaan yang tiada tertulis..tetapi jelas tercatat
dalam kalbu dan di pegang janji itu oleh Allah...
Pabila kebosanan itu datang
cobalah untuk berdamai dengannya
rangkullah cinta yang tersisa
genggamlah jari tangannya, bukankah Allah menciptakan celah diantara jari kalian
adalah untuk saling menggenggam, saling menguatkan, bukan saling melepaskan dan saling memojokan
dan bukan saling mencari kesalahan, dan kemudian saling membuka keburukan.
Cobalah periksa hatimu sekali lagi
benarkahkah sudah terkikis rasa cinta di hatimu untuknya...
kalau masih tersisa...pertahankan...dirawat dan dipupuk agar ia menjadi besar dan rindang
agar bisa kita berteduh di bawahnya dengan nyaman
Cobalah tanyakan sekali lagi hatimu
apakah kau bahagia selama hidup dengannya
apabila jawabannya tidak
periksalah tujuan hidupmu...
kembalilah pada titik awal perkawinanmu
mengapa kau memutuskan hidup dengannya
belasan atau puluhan tahun yang lalu
love is a journey not a destination
cinta adalah perjalanan bukan tujuan
maka nikmatilah cinta selama perjalanan hidup perkawinanmu..
anggaplah perjalanan cintamu belum sampai ketujuan
sampai kau menutup mata
Sebuah nasehat menjelang usia 40
Love is blind....are you sure?
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bagaimana rasanya?
Rasanya semua terasa indah bukan?
Tiada cacat cela yang kau lihat
Semua terlihat sempurna..
Dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirmu
Sampai akhirnya cintamu bak gayung bersambut
maka ..jalinan itu terus mengikat satu sama lain
sehingga ia menjadi kuat dan kokoh
Dan sampailah pada suatu saat
Kau dan dia di persatukan dalam ikatan perkawinan
Dalam sunnah Rasul, maka sempurnalah agamamu
karena pernikahan adalah ibadah
Dimana kalian satu sama lain saling menyempurnakan
Dimana suami adalah pakaian bagi istrinya
Dan istri adalah pakaian bagi suaminya
Yang artinya suami menutupi aib istrinya
Dan sang istri menutupi aib suaminya
Betapa indahnya awal-awal bulan madu itu.....
Kapan terakhir kau merasakan getar cinta itu?
Rasa, di mana hanya ada kau, dia dan cinta kalian?
Setahun yang lalu?
Sepuluh tahun yang lalu?
Atau setiap hari kau merasa jatuh cinta dengan pasanganmu?
Betapa beruntungnya pasangan yang selalu merasa jatuh cinta setiap hari pada pasangannya
Marilah kita berkaca pada cermin diri
Adakah kau merasa cinta itu semakin hari semakin pudar
Ataukah kau semakin merasakan cinta yang menggebu-gebu
mengapa kau merasa cinta itu semakin hambar?
Apakah karena cintamu tak lagi buta....
karena setiap hari kau semakin melihat...apa dan siapa pasanganmu sebenarnya....
Dan akhirnya kau menyadari...
Bahwa sebenarnya kau dan dia tidaklah sejalan
Bahwa kau dan dia bukanlah dua orang yang saling memberi dan menerima
Bahwa baru saja kau tersadarkan . selama ini kaulah yang banyak mengalah
Bahwa selama ini kau merasa dirimu tak pernah lagi di hargai,
Suaramu tak pernah lagi di dengar,
Pendapatmu tak pernah lagi di perhatikan
Keinginanmu tak pernah lagi di penuhi
Bahwa ternyata cinta yang penuh warna bisa memudar
Bahwa ternyata cinta yang manis berubah hambar
Bahwa ternyata wajah yang cantik dan tampan bukanlah jaminan cinta bertahan
Bahwa kekaguman di awal pertemuan tiada berbekas
Dan cinta sebenarnya tidaklah buta
Ia melihat perlahan demi perlahan
Dan cinta sebenarnya bukanlah pada ramainya pesta perkawinan
Yang sehari dua hari masih di bicarakan
Cinta yang sebenarnya adalah setelah pesta itu usai
Cinta yang sebenarnya adalah hari-hari kita kedepan yang harus kita lalui
Ibarat sebuah bahtera di lautan
Kadang gelombang pasang dan tinggi...menghempaskan, menggoyang bahtera
Kadang sang bahtera tak sampai ketujuan
Tiang layar patah di tengah lautan
kadang gelombang tenang
Berlayarlah bahtera sampai ke pulau tujuan
Suami lah imam kita
Suamilah nakhkoda kita
Sampai-sampai Rasulullah bersabda, "Pabila diijinkan manusia menyembah manusia lainnya
maka akan kusuruh seorang istri menyembah suaminya".
Lihatlah betapa mulianya sebenarnya kedudukan seorang suami dalam perkawinan
Tetapi tentu saja sabda Rasulullah ini sebenarnya adalah menunjukkan beban tanggung jawab moril Seorang suami terhadap istrinya
Yang tidak seringan yang kita kira..
Pabila telah selesai mengucapkan ijab kabul dan menyerahkan mahar
maka sebenarnya tanggung jawab itu bertambah di pundaknya
Bagaimana ia menuntun istrinya menjadi wanita sholehah
Yang akan menemaninya, bukan hanya di dunia
Tetapi juga menjadi bidadari di syurga
Bahwa ternyata cinta itu tidaklah buta
Ia bisa melihat, bahkan ke dalam relung jiwa yang paling dalam
Bahwa ternyata cinta itu tidaklah buta
Hanya kau yang tertipu di awal masa berjumpa
Dan tahulah kau jawabannya
Mengapa bahtera cintamu tak bisa bertahan dalam gelombang samudera kehidupan
Karena kau terbutakan oleh sesuatu yang mengatas namakan cinta
Yang akhirnya terhempas kandas pada suatu tempat yang bernama penyesalan
The one and only
Hanya satu diantara sejuta...lebay ga sih..... ? lebay ga lebay...tapi ini kenyataan yang bisa kita lihat dan kita ambil pelajaran darinya... walaupun mungkin kita belum pernah merasakannya....
Di zaman, dimana kesetiaan sudah menjadi barang langka dan mahal....alhamdulillah kita masih menemui sosok manusia yang keukeuh menyimpan rasa itu.
Entah apa namanya kalau seorang istri yang begitu nrimo keadaan suaminya yang sudah dua kali masuk sel karena kasus yang sama... tetap senyum..walaupun semua orang tau hatinya remuk..., malu, sedih...hancur..what else...., tersebutlah Anna Maria, istri Roy marten. Cantik, setia... tak tergoyahkan cintanya untuk sang suami yang "menghianatinya" sampai dua kali...
Ida laksmiwati, Wanita yang terlihat secara fisik lemah, ringkih, namun di balik kesenduan matanya ada kekuatan yang tidak di miliki semua istri dari seorang pria yang tengah di uji hidupnya oleh fitnah dunia....
Betapa terperangah naluri perempuan saya ketika ia ditanya oleh sebuah wawancara eksklusif tentang perasaannya sebagai istri Antasari Azhar, "Berapa persen kepercayaan ibu terhadap bapa..setelah kita semua mengetahui masalah yang sedang bapa hadapi ini?"........"1000% " jawab Ida, tanpa ragu sedikitpun...
Sungguh suatu jawaban yang mampu membuat saya berfikir.... wanita diciptakan untuk laki-laki dengan kelemahannya dan kekuatannya.... betapa lemah ia secara fisik, lembut perasaannya...namun begitu kuat cinta dan kesetiaannya... dan itu tidak kita temui pada setiap wanita...
Apa yang di perlihatkan Anna Maria dan Ida Laksmiwati harusnya membuat kita kaum istri, bercermin... sudahkah kita menjadi pakaian bagi suami kita? penutup aib bagi belahan jiwa kita...?
Mungkin anda sudah menjadi "Anna Maria" atau "Ida laksmiwati", jauh sebelum peristiwa ini terjadi... bersyukurlah..karena Insya Allah Anda akan menjadi penghuni surga, karena ridho suami... Alhamdulillah
Ada satu wanita yang juga menginspirasi saya untuk menulis ini...Tami, istri ferrasta 'pepeng' Subardi....wanita ini begitu kuat dan tabah melayani, mengasihi..menemani suaminya yang sedang di uji oleh Allah...sakit yang dialami pepeng menjadikannya tak bisa berbuat apa-apa... hanya di tempat tidur ..semua aktifitas di lakukannya... tetapi jauh-jauh hari Allah telah kirimkan malaikat untuknya...malaikat itu bernama Tami...
sungguh saya sangat-sangat iri dengan mereka...jiwa yang kuat luar biasa....tak pantang menyerah... kalau saya menyebutnya mereka adalah pahlawan-pahlawan cinta...mereka adalah the winner... yang berhasil memaknai cinta lebih dari sekedar kata-kata cinta..mereka berhasil mentransformasi cinta kepada tanggung jawab cinta...
tanggung jawab cinta... adalah fase dimana cinta bukan hanya awal yang manis...tapi dia juga turut merasakan pahitnya sisa-sisa cinta.... bagi mereka mencintai adalah turut merasakan semua yang di rasakan orang yang di cintainya....
Dalam perjalanan mengamati malaikat-malaikat cinta... saya menemukan sesuatu diluar pemikiran saya... kalau selama ini saya mengidentikan malaikat cinta adalah perempuan, maka suatu saat saya mendapati malaikat itu berkelamin laki-laki.... dia seorang suami dari seorang istri dan tiga orang anak... istrinya mengalami kondisi gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah 2x seminggu ...dan itu sudah dijalaninya selama 5 tahun....... dalam pandangan saya... laki-laki itu bukan manusia biasa... dia sudah melewati tahap-tahap sulit dan dia tetap berada di sisi istrinya dengan segenap kasih sayang dan ketulusan hati yang hanya dimiliki hanya satu orang diantara sejuta manusia
berlebihankah saya menuliskan semua ini... tergantung cara pandang anda setelah membaca tulisan remeh temeh ini... tapi saya menulis ini untuk mengingatkan diri saya kembali apa itu cinta, kesetiaan, tanggung jawab kita kepada sang pemberi cinta...karena kita akan di tanya tentang semua itu...
karena Cinta dan Kesetiaan tidak ada sekolahnya... marilah kita belajar pada orang-orang yang ada di sekitar kita, yang kita kenal..ataupun yang tidak kita kenal...yang hanya kita lihat di layar kaca televisi kita..atau seseorang yang sangat dekat dengan kita...yang setiap hari kita bisa bercakap-cakap dengannya....ambilah saripati kebajikan dari mereka...dan hiduplah dengan rasa tanggung jawab yang luar biasa.... maka engkau akan menjadi manusia yang luar biasa...
Karena saya merasa miris dengan perpisahan oleh manusia-manusia yang katanya saling mencintai, saling memuji dan saling ketergantungan...kemudian melepaskan semua itu dengan alasan yang hanya mereka yang tau dan mengerti.... sungguh serapuh dan seringan itukah cinta mereka...hancur dan terbang tak bersisa....yang tertinggal hanyalah anak-anak mereka yang tak tahu apa-apa....
karena itu saya menulis di sini agar kita juga termasuk kedalam the only one between one billion... semoga
Al Ghina, Allah Maha Kaya
Hampir sebulan ini kita menyaksikan, baik di layar televisi, ataupun langsung di depan mata kita sendiri...kegalauan rakyat indonesia karena adanya rencana pemerintah menaikan harga BBM...sungguh miris melihat amuk massa, yang menyebut diri mereka mahasiswa, tetapi perilakunya tidak seperti mahasiswa (baca ; preman). merusak apa saja yang bisa dirusak, tanpa berpikir panjang apalagi memikirkan akibat dari perbuatan brutal mereka.
Semua yang bisa dibakar, maka dibakarlah...masyaAllah. semakin mendekati tanggal 1 april, yang menjadi tanggal dimulainya perubahan harga BBM, maka semakin beringaslah tindakan mereka..
Sebagai seorang muslim akhirnya saya harus berfikir ulang untuk ikut-ikutan galau menghadapi kemelut bangsa ini. Usia saya sekarang 42 tahun, selama saya jadi orang indonesia sudah berapa kali saya mengalami kenaikan harga BBM ini..sudah puluhan kali, setiap ganti presiden, ataupun presiden yang tidak pernah ganti-ganti selama 32 tahun tetap saja harga BBM mengalami kenaikan berkala, tapi apa yang terjadi..alhamdulillah saya masih bisa hidup, alhamdulillah saya masih bisa makan, saya masih diberi rizki oleh Allah SWT.yang terakhir inilah yang kadang kita lupakan RIZKI DARI ALLAH SWT. coba kita ingat-ingat..selama ini kita hidup, bernafas, makan, minum, beli ini, beli itu, bayar ini, bayar itu..semua itu dari mana?
Rizki adalah rahasia Allah, Ia akan lapangkan rizki untuk hamba-hamba yang dikehendakinya, begitu pula sebaliknya, Ia akan sempitkan rizki kepada hamba-hamba yang kehendakinya. maka janganlah galau, karena Allah maha kaya, dengan kekayaan yang tidak bisa dibayangkan oleh otak manusia super sekalipun. Subhanallah...yakinlah bahwa Allah akan mencukupi keperluanmu, karena Allah lah yang paling tahu apa-apa keperluanmu. kalau kita merasa hidup selalu berkekurangan itu karena "keperluan" mu melebihi keperluanmu yang sesungguhnya... karena sebagian besar keperluanmu adalah keinginanmu.
Seseorang yang mengaku beriman, tetapi hatinya belum sakinah (tenang) marilah mulai sekarang kita sempurnakan iman kita, kita belajar menenangkan hati kita, menjadi hamba yang sakinah, yang tidak galau mendengar kenaikan harga BBM, berdo'alah kepada Allah untuk memilah dan memilihkan mana keperluan kita dan mana keinginan kita. Tetaplah yakin dan berprasangka baik kepada sang maha sebaik-baiknya pengatur hidup, sang arsitek hidup dan mati kita, karena Allah berada pada sangkaan hambaNya. Ketika kita berprasangka bahwa dengan kenaikan harga BBM ini kita akan kelaparan, maka bisa jadi hal itulah yang akan terjadi, namun pabila kita berhusnuzdon bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan hambaNya, walaupun bumi berguncang harga BBM melambung, InsyaAllah Allah tak pernah dzalim kepada hambaNya, kitalah yang sebenarnya Dzalim kepadaNya, karena sering melupakannya, menyekutukannya, melanggar perintahNya dan melakukan apa yang menjadi murkaNya
Maka dari itulah saya mulai belajar tenang, tidak panik, karena semua kesulitan itu kunci kemudahannya berada di tangan Allah...yakinlah saudaraku janganlah kita berhati galau, ambilah air wudhu..sujudlah kepada sang maha kaya, AL GHINA. mintalah rizki padaNya, bahwa sesungguhnya rizki Allah itu tidak semata berupa uang, ia bisa berwujud kesehatan, rasa syukur, silaturahim, kelapangan hati, kelapangan beribadah..maka syukurilah semua nikmat Allah itu, karena semakin kita pandai bersyukur maka Allah akan menambah nikmat itu, dan sebaliknya pabila kita ingkar akan nikmatNya, menjadi hamba yang kufur, maka tunggulah azab yang pedih dariNya..
Jangan perturutkan nafsu dunia, memintalah kepada Allah nafsu mutmainah, nafsu yang tenang agar kita tidak menjadi hamba yang selalu galau hatinya.
Senin, 23 April 2012
Perjuangan Kartini, semoga kita tidak salah memaknainya
Perjuangan Kartini, semoga kita tidak salah memaknainya
Suatu pagi minggu, seperti biasa saya dan keluarga jalan pagi mengelilingi lapangan Moerdjani, satu-satunya tempat yang luas, yang dimiliki kota kecil ku Banjarbaru. Tempat dimana warga Banjarbaru bertemu, berolahraga, bersantai, dan wisata kuliner. Ada sekelompok gadis berkerudung yang membawa setumpuk kertas berpita merah muda. Kertas itu dibagi-bagikan kepada orang-orang yang lalu lalang di depan mereka.. tak terkecuali saya juga mendapatkannya... awalnya saya kira itu hanya brosur yang mengiklankan sesuatu..karena hampir setiap hari minggu saya mendapatkan brosur-brosur iklan ketika berolahraga di sana.
Sesampai di rumah baru saya baca, apa isi brosur itu... ternyata bukan iklan atau sejenisnya, melainkan tentang kisah-kisah kartini, pahlawan wanita pejuang hak-hak kaum hawa....upss..aku baru teringat bahwa saat itu adalah bulan april, di mana bulan ibu kita kartini di lahirkan. Kubaca pelan-pelan selembar kertas yang berisikan kisah-kisah dan isi surat-surat kartini kepada sahabat-sahabatnya di luar negri, diantaranya Stella, Ny Ovinksoer, E E Abendanon dan prof Anton. kesemuanya berdomisili di holland, Belanda.
Sungguh saya terkesima ketika membaca isi surat kartini kepada sahabat-sahabatnya tersebut, mengaggumi isi pikirannya di zaman itu, dimana semuanya serba terbatas, jauh dari tekhnolgi canggih, tetapi gelora jiwanya tak terbendung untuk mengetahui segala hal, untuk memperbaiki segala yang dianggapnya tidak sesuai pada tempatnya, namun semua itu tetap dituturkannya dengan santun sebagaimana halnya tutur kata wanita jawa, yang notabene memang terkenal halus dan penuh adab kesopanan.
Ada satu surat kartini yang ditujukan kepada profesor Anton dan nyonya, yang isinya sangat menarik perhatian saya, dan mengubah apa yang ada di isi kepala saya selama ini, surat itu di tulis pada tanggal 4 oktober 1902.
"Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami meninginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dala m perjuangan hidupnya. Tapi kami yakin akan pengaruhnya besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri kedalam tangannya: menjadi ibu pendididk, pendidik manusia yang pertama-tama"
Sungguh terkesima saya membaca isi pikiran kartini, berarti selama ini saya salah memaknai arti perjuangan kartini, yang isinya saya pikir hanya emansipasi, emansipasi dan emansipasi.Menuntut persamaan hak antara kaum wanita dan kaum pria. Betapa menyadarinya kartini bahwa kodratnya sebagai wanita adalah pemberian Allah yang haqiqi,yang tidak bisa ditukar-tukar dengan kodrat pria. Kartini justru sangat tahu bahwa wanita sangat di muliakan oleh Allah SWT dengan kewajiban dan peran-perannya dalam kehidupan ini, yaitu mendididik anak-anak, mendidik generasi berikutnya, agar menjadi generasi yang baik, yang mumpuni, yang berakhlak mulia. Subhanallah, kartini benar-benar cermin dimana wanita indonesia harus berkaca.
Apakah selama ini kita salah memaknai perjuangan ibu kita kartini?, jawabannya ada pada diri anda. Betapa banyak kita melihat, membaca dan mendengar kerusakan akhlak, etika, moral pada anak-anak kita sekarang ini, dan kita tenang-tenang saja mendengarnya, tidak risau, tidak galau. sungguh kalau seorang ibu tidak merasa gelisah mendengar, melihat dan membaca fenomena seperti ini, maka perlu dipertanyakan naluri keibuannya. Kemana ibunya ketika anak-anak kita menjadi liar, masabodoh dan anarkis. Ketika ditanya tentang tanggung jawab atas semua itu, dengan mudahnya kita menjawab, "saya kan bekerja, cari nafkah toh untuk mereka juga", berlindung dengan tameng bekerja, cari nafkah atau kegiatan sosial yang cukup menyita waktu seorang ibu untuk pembenaran-pembenaran yang semu.
Tak ada yang salah dengan wanita bekerja, tidak ada pula yang keliru ketika seorang ibu mencari nafkah untuk anak-anaknya, tak ada yang melarang kita melakukan kegiatan sosial, karena itu pun merupakan sesuatu hal positif. tetapi rasanya kita perlu menimbang-nimbang ketika kita bekerja, kemudian ada nilai nominal yang kita dapat dan kemudian ada nilai yang tak ternilai lepas dari genggaman kita, kira-kira kita memilih yang mana?. bekerja,mencari nafkah, kegiatan sosial dengan alasan eksistensi, sepertinya perlu dikaji ulang. letakkan semuanya dengan skala prioritas.
Ketika kita protes dengan keadaan,setelah kita bersusah payah sekolah tinggi-tinggi, kemudian "hanya" menjadi ibu rumah tangga "biasa". Apakah kita yang menyandang IRT, kemudian merasa terpuruk? mulai sekarang marilah kita rubah mindset kita tentang "hanya menjadi ibu rumah tangga". Menuntut ilmu wajib hukumnya, karena apa, karena dengan ilmu pengetahuan, maka kita menjadi pandai, termasuk pandai menjadi manajer rumah tangga, mendidik anaka-anak kita, menjadi ahli keuangan rumah tangga, sehingga sebuah organisasi kecil kita, yaitu rumah tangga menjadi rapi dan teratur. Pada saat penghasilan suami sedikit, maka seorang ibu yang dibekali ilmu pengetahuan akan berusaha mencukup-cukupkannya, begitu pula ketika penghasilan suami kita berlebih, maka seorang ibu yang berpengetahuan tidak akan menjadi boros,karena ia tahu apa sebenarnya yang harus ia beli dan tidak perlu ia belanjakan. kelihatannya sepele, tapi ketika kita praktekan tidak semudah apa yang saya tulis saat ini. Jadi tidak ada kata sia-sia, ketika kita sudah mencapai berbagai macam gelar pendidikan, kemudian Allah "hanya" menakdirkan kita menjadi ibu rumah tangga.
Betapa ruginya, ketika kita sudah menyandang gelar ibu rumah tangga, tetapi kita tidak pandai menjadi manajer rumah tangga yang handal. Ada suatu kalimat yang harusnya memotivasi ,membuat kita para ibu bersemangat menjalani profesi yang sangat mulia ini, "dibalik kesuksesan seorang suami, ada seorang wanita hebat dibelakangnya. Dibalik keberhasilan anak-anak kita ada seorang ibu yang luar biasa yang senantiasa selalu menyiapkan segala keperluan mereka, memasakkan masakan yang sederhana namun penuh gizi, tidak hanya asupan gizi untuk fisik mereka, tetapi juga asupan gizi untuk jiwa mereka. dengan kasih sayang, dengan belaian yang tulus, dan do'a-do'a yang dilantunkan seorang istri dan seorang ibu di dalam helaan nafasnya dalam untaian kalimat panjang yang tulus dan ikhlas disetiap ujung sajadahnya, dengan deraian air mata cinta. sungguh, seharusnya kita bangga menjadi ibu rumah tangga yang pandai, karena kita bukan ibu rumah tangga biasa, melainkan ibu rumah tangga yang kaya ilmu.
Kembali kepada tema artikel ini. “Melanjutkan Perjuangan Kartini di Masa Sekarang.” janganlah diartikan bahwa melanjutkan perjuangan kartini itu harus dengan bekerja, harus aktif kegiatan ini dan itu, harus keluar rumah. sungguh sangat sempit kalau kita punya mindset seperti itu. Betapa banyak suami dan anak-anak yang berhasil, justru karena kita tidak bekerja. Tulisan saya ini sama sekali tidak ada maksud mendiskreditkan wanita-wanita yang bekerja, saya hanya ingin membesarkan hati teman-teman yang sudah sekolah tinggi-tinggi namun takdir menuliskan kita menjadi ibu rumah tangga. Maka syukurilah, nikmatilah, dan berusahalah menjadi manfaat bagi semua orang, karena menjadi ibu rumah tangga bukan menjadi halangan kita untuk berguna dalam hidup ini, terutama untuk orang-orang disekeliling kita, orang-orang yang kita cintai.
Ketika saya menulis artikel ini, saya membaca sebuah komentar pada sebuah status facebook yang sedang memperdebatkan apa sih sebenarnya yang diperjuangkan kartini untuk kaumnya. komentar ini ditulis oleh ibu Dewi Ika,
"Sudah baca sampai selesai "Habis Gelap Terbitlah Terang"?...Baca deh. Aku sudah baca. dan justru aku malah berhenti kerja dan bangga menjadi IRT yg bekerja dari rumah. Kalaupun ada mimpi wanita bisa jadi dokter,adalah karena banyak wanita jamannya meninggal karena melahirkan.Jadi tujuan utama sekolahnya bukan karena menuntut wanita berhak kerja luar,tapi lebih untuk membantu wanita lain.Pun upayanya meminta wanita boleh sekolah, Kartini lebih melihat ada perkara2 lelaki yang sebenernya wanita bisa membantu asal dia pintar. Dia melihat negerinya perlu maju.dan perempuan bisa jadi patnernya. Lagi tujuan utamanya bukan semata hak sama dg lelaki,tapi lebih untuk bersama lelaki bekerja sama sbg patner. Tentang pernikahannya, itu karena sayang dan hormat dan baktinya sama orang tua,bukan karena "kalah" dg tradisi. Pilihan dengan suaminya yg jauh lebih tua,karena jaman itu tak banyak lelaki yang membolehkan wanita mengejar mimpinya selain cuma perabot rumah. Hanya suaminya saja saat itu lelaki yang berpikiran terbuka. Kartini boleh sekolah dan membuat sekolah untuk menjadikannya menjadi IRT yang pintar,bukan semata wanita yg pintar. Wanita yg pintar untuk menjadi PATNER lelaki,bukan semata sama hak dg lelaki.
Aku sekolah tinggi2 nanti,bukan untuk hak mengejar karir tapi untuk bisa mengajar anak2 Indonesia minimal anak2ku dan jadi teman berbincang yg sejajar ilmunya sama suami. Ngak cuma ngomongin harga cabe,kenaikan belanjaan dsb. Dari situ kuberhenti kerja saat anak2 kecil,en baru kerja lagi sth anak2 gede en mandiri...Wanita pintar perlu, tapi ISTRI dan IBU pintar diperlukan negeri ini,terutama saat ini.
Dari buku itu,malah aku iklas melepas pegawai negeriku yang menjauhkan aku dari patner lelaki dalam meneruskan dan menjaga generasi...dan bangga jadi IRT kerja dari rumah, dan banga memilih jadi pengajar anak negeri"
Akhirnya saya kepikiran untuk membaca buku tersebut, tapi koq ga dapat-dapat ya? tapi setidaknya dari komentar ibu Dewi Ika sepertinya saya sudah bisa menangkap apa sebenarnya isi dari buku yang fenomenal tersebut. Ditambah dengan isi surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di holland bahwasanya keinginan kartini tidak seperti yang kita kira selama ini, wanita "segarang", semandiri apapun tetap wanita yang diberi lebih banyak estrogen (hormon kewanitaan) yg lebih banyak daripada lelaki...Tujuan RA.Kartini dulu bukan untuk menjadikan wanita perkasa lepas kendali bak kuda liar, tapi untuk bisa bangga pada dirinya sehingga siapapun bisa menghargainya sebagai manusia,tak terkecuali kaum laki-laki.
Diakhir tulisan saya yang sederhana ini, saya ingin mengajak kaum yang berhati lembut ini, mengintropeksi diri kita masing-masing, sudahkan kita berperan sebagaimana yang telah menjadi qodrat Allah Subhana Wata Alla untuk diri kita. Suatu saat kita akan melihat mata orang-orang terkasih memandang dengan penuh bangga kepada kita, bukan karena kita tampil di media-media massa sebagai wanita karier yang hebat, tetapi sebagai seorang ibu yang mempunyai semangat ketika dia menasbihkan dirinya menjadi seorang ibu,mama, umi, bunda,uma, simbok, ambu, andung, atau apalah lagi sebutan untuk orang yang rela berkorban mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, membesarkan dan mendidik mereka dan menjadikan manusia-manusia yang memang patut dibanggakan, karena mempunyai adab ,sopan santun, beretika, dan berakhlak mulia. Janganlah kita hanya menjadi seorang ibu biologis bagi mereka, yang tak pernah menyuapi jiwa-jiwa mereka dengan asupan-asupan makanan kasih sayang dan cinta kasih, sehingga kita menemui diri kita menangis disudut ruang karena menyesal telah kehilangan fase-fase dimana kita diperlukan oleh mereka.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba artikel hari Kartini Salimah Banjarbaru (KalSel).”
Nama : Endang suhartiningsih / http://facebook.com/eenmarsudi
Alamat : Jalan raya Aries no 15. Rt 44/Rw 08
Komplek Bumi Cahaya Bintang
Banjarbaru, 70714
Tempat/tanggal lahir : Banjarmasin/20 maret 1970
No Hp : 081348658442
No Flexi : 0511 7406966
No Tlp Rumah : 0511 478956
Email : murjani.tectona@ymail.com
endang_marsudi@yahoo.co.id
endang.marsudi@gmail.com
• blog/website : http://endangmarsudi.blogspot.com
Jumat, 21 Mei 2010
kata-kata bijak
Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan perjalanan, nikmatilah....... Jika Hidup adalah tantangan, Hadapilah.... Jika Hidup adalah Anugerah, terimalah.... Jika Hidup adalah pertandingan, Menangkanlah.... Jika Hidup adalah Tugas, Selesaikanlah... Jika Hidup adalah Cita - cita, Capailah... Jika Hidup adalah misteri, Singkapkanlah.... Jika Hidup adalah... See More kesempatan, ambillah.... Jika hidup adalah lagu, Nyanyikanlah... Jika Hidup adalah Janji, Penuhilah..... Jika Hidup adalah keindahan, Bersyukurlah.... Jika Hidup adalah Teka - teki, Pecahkanlah............ Karena Hidup akan diminta pertanggung - jawaban oleh DIA.......
"Buruk sangka dapat : melayukan hati,mencurigai org yg terpercaya,menjdkan asing kawan yg ramah,merusak kecintaan saudara..."
"Buruk sangka dapat : melayukan hati,mencurigai org yg terpercaya,menjdkan asing kawan yg ramah,merusak kecintaan saudara..."
Kamis, 15 April 2010
The power of praying
Sebagai manusia kadang kita merasa bahwa apa yang kita dapatkan di dunia ini adalah hasil kerja keras kita semua, atau hasil dari ibadah kita yang kita laksanakan secara sungguh-sungguh untuk mengabdi kepada Allah SWT. harta, pendidikan, kesehatan, jabatan, kepopuleran. padahal sesungguhnya bukan karena itu semua. karena orang-orang non muslim pun mendapatkannya, tanpa mereka harus bersusah payah melakukan sholat, puasa, zakat dan tanpa iman kepada Allah.
jadi apa sebenarnya yang telah berlaku bagi kita adalah karena atas rahman dan rahimNya Allah kepada kita. Karena kita melakukan semuanya berdasarkan iman kepada Allah. itulah yang membedakan kita dengan orang-orang non muslim
Marilah mulai sekarang kita meluruskan segala pemikiran yang agak narsis, mengklaim diri kita paling sempurna, paling dekat dengan Allah SWT. sehingga Allah memberikan segala-galanya bagi kita. Tapi yang terpenting dari semua itu, adalah bahwa kita selalu menanamkan di hati kita bahwa Allah lah yang berkuasa atas diri kita, karena kita tidak memiliki apa-apa termasuk nyawa kita sendiri. jadi jangan lah sombong atas apa yang Allah karuniakan kepada kita..
seandainya apa yang terjadi atas diri kita, adalah atas apa yang kita lakukan selama ini, maka tidak ada yang namanya seorang dokter sakit tidak ada Psikolog yang punya masalah. Karena semuanya bisa kita atasi, dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki, dengan skill yang kita punyai. Tetapi ternyata tidak demikian...semua manusia yang masih hidup di dunia ini pastilah memiliki masing-masing masalah, yang membedakan hanya cara kita menyelesaikan masalah tersebut, dengan bijaksana, atau dengan gegabah.
Sebuntu-buntunya jalan, kita masih punya Allah yang bisa kita ajak berdialog, selama engkau masih percaya dengan kekuatan do'a, maka sisihkanlah waktumu untuk meminta apa saja kepada sang maha pemberi. Kadang orang lupa atau malas berdo'a karena kita meminta kepada yang tidak kelihatan mata, kepada yang ghaib...tetapi zat yang tak terlihat mata itulah sebenar-benarnya yang memiliki janji yang tak pernah ingkar.
Betapa banyak do'a yang kita ucapkan setiap saat, selesai sholat atau di saat kita dalam keadaan terhimpit derita yang seolah-olah tak berujung. Tapi tahukah kita bahwa inti dari do'a itu sebenarnya adalah bukan isi do'a nya, bukan apa yang kita pinta. Tetapi lebih kepada bahwa kita menjaga dialog kita dengan Allah, bahwa kita dhaif, lemah, tiada daya. dengan do'a menunjukkan bahwa kita sangat tergantung kepada Allah, kita bukan siap-siapa, kita hina. Maka Allah lah yang mengangkat kehinaan kita kepada kemuliaan, Allahlah yang yang merubah kelemahan kita menjadi kekuatan.
Jadi apabila kita sombong , berarti kita salah alamat, karena Allah tidak akan bertemu dengan hambaNya yang di hatinya ada sifat sombong, walaupun itu hanya sebesar biji zarrah.Nauzubillahiminzalik.
Lalu apa alasan kita untuk tidak berdo'a kepada Allah? Karena dengan "berbicara" kepada Allah, akan merubah sesuatu tanpa kita sadari, merubah yang bimbang menjadi yakin, yang lemah menjadi kuat, yang takut menjadi berani dan yang berat menjadi ringan. Bahwa akan kita akui berdo'a dengan kesungguhan hati akan menggetarkan sukma, meneteskan air mata kelegaan, dan kepasrahan pada titik yang tertinggi. Sehingga dengan ucapan yang lirih kita mendapatkan kekuatan yang tidak kita dapatkan dari suplemen manapun melainkan dari yang maha kuat.
Berdo'a lah, Tiada do'a yang tak di dengar Allah, kalaupun itu belum di ijabahNya, maka do'amu hanya di tunda atau di ganti, karena Allah maha mengetahui segala yang terlihat dan tersembunyi. Janganlah berputus asa mengharap Rahmat Allah..
jadi apa sebenarnya yang telah berlaku bagi kita adalah karena atas rahman dan rahimNya Allah kepada kita. Karena kita melakukan semuanya berdasarkan iman kepada Allah. itulah yang membedakan kita dengan orang-orang non muslim
Marilah mulai sekarang kita meluruskan segala pemikiran yang agak narsis, mengklaim diri kita paling sempurna, paling dekat dengan Allah SWT. sehingga Allah memberikan segala-galanya bagi kita. Tapi yang terpenting dari semua itu, adalah bahwa kita selalu menanamkan di hati kita bahwa Allah lah yang berkuasa atas diri kita, karena kita tidak memiliki apa-apa termasuk nyawa kita sendiri. jadi jangan lah sombong atas apa yang Allah karuniakan kepada kita..
seandainya apa yang terjadi atas diri kita, adalah atas apa yang kita lakukan selama ini, maka tidak ada yang namanya seorang dokter sakit tidak ada Psikolog yang punya masalah. Karena semuanya bisa kita atasi, dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki, dengan skill yang kita punyai. Tetapi ternyata tidak demikian...semua manusia yang masih hidup di dunia ini pastilah memiliki masing-masing masalah, yang membedakan hanya cara kita menyelesaikan masalah tersebut, dengan bijaksana, atau dengan gegabah.
Sebuntu-buntunya jalan, kita masih punya Allah yang bisa kita ajak berdialog, selama engkau masih percaya dengan kekuatan do'a, maka sisihkanlah waktumu untuk meminta apa saja kepada sang maha pemberi. Kadang orang lupa atau malas berdo'a karena kita meminta kepada yang tidak kelihatan mata, kepada yang ghaib...tetapi zat yang tak terlihat mata itulah sebenar-benarnya yang memiliki janji yang tak pernah ingkar.
Betapa banyak do'a yang kita ucapkan setiap saat, selesai sholat atau di saat kita dalam keadaan terhimpit derita yang seolah-olah tak berujung. Tapi tahukah kita bahwa inti dari do'a itu sebenarnya adalah bukan isi do'a nya, bukan apa yang kita pinta. Tetapi lebih kepada bahwa kita menjaga dialog kita dengan Allah, bahwa kita dhaif, lemah, tiada daya. dengan do'a menunjukkan bahwa kita sangat tergantung kepada Allah, kita bukan siap-siapa, kita hina. Maka Allah lah yang mengangkat kehinaan kita kepada kemuliaan, Allahlah yang yang merubah kelemahan kita menjadi kekuatan.
Jadi apabila kita sombong , berarti kita salah alamat, karena Allah tidak akan bertemu dengan hambaNya yang di hatinya ada sifat sombong, walaupun itu hanya sebesar biji zarrah.Nauzubillahiminzalik.
Lalu apa alasan kita untuk tidak berdo'a kepada Allah? Karena dengan "berbicara" kepada Allah, akan merubah sesuatu tanpa kita sadari, merubah yang bimbang menjadi yakin, yang lemah menjadi kuat, yang takut menjadi berani dan yang berat menjadi ringan. Bahwa akan kita akui berdo'a dengan kesungguhan hati akan menggetarkan sukma, meneteskan air mata kelegaan, dan kepasrahan pada titik yang tertinggi. Sehingga dengan ucapan yang lirih kita mendapatkan kekuatan yang tidak kita dapatkan dari suplemen manapun melainkan dari yang maha kuat.
Berdo'a lah, Tiada do'a yang tak di dengar Allah, kalaupun itu belum di ijabahNya, maka do'amu hanya di tunda atau di ganti, karena Allah maha mengetahui segala yang terlihat dan tersembunyi. Janganlah berputus asa mengharap Rahmat Allah..
Langganan:
Postingan (Atom)