Rabu, 09 Mei 2012
love is a journey not a destination
Apa yang bisa berubah di dunia ini?
jawabannya; semuanya bisa....
ingin bukti...
tanyalah hatimu sendiri...
tanyalah dirimu sendiri
ingat-ingatlah apa yang terjadi selama kamu hidup
kalau bicara fisik tentulah semuannya akan berubah...
kalau bicara hati, prinsip, idealisme..nonsens
kalau itu tidak pernah berubah selama hidupmu
menjelang usia 40 tahun ini
aku mencoba mengingat-ingat ...
perubahan besar apa yang terjadi dalam diriku
kalau awalnya aku seorang yang cuek, easy going, take it easy, EGP...whatever.....
maka perubahan itu datang setelah aku punya anak.
dan perubahan itu semakin signifikan, setelah aku mengetahui
bahwa anakku penyandang autis
Aku menjadi orang yang sangat ketakutan dengan masa depan
aku menjadi orang yang paranoid bertemu dengan orang banyak
dan aku menjadi orang yang peduli dengan penderitaan orang lain
Tapi seiring dengan waktu
perubahan demi perubahan akhirnya menuju kearah yang lebih baik
Aku lebih menyerahkan semuanya kepada Allah...
aku menjadi ingin lebih dekat dengan Allah
bukankah itu semua perubahan ke arah positif
Dan aku ingin semua perubahan yang kudapat ini tidak berubah lagi
Aku ingin tetap menjadi orang yang dekat dengan Allah
Aku ingin tetap menjadi orang yang care dengan orang lain, keluarga, sahabat , orang yang baru kenal..bahkan orang yang belum kenal sekalipun.
Sekarang aku bisa menyimpulkan
bahwa....
Ada yang tidak bisa berubah di dunia ini
Yaitu cinta kasih kita kepada anak-anak kita...
Patutlah di pertanyakan naluri keibuan kita...
apabila kita sudah tidak peduli dengan keadaan anak-anak kita
apabila rasa sayang dan cinta kita terhadap mereka tertutup oleh egois yang tidak jelas
Mungkin setelah belasan ataupun puluhan tahun kita mengarungi bahtera rumah tangga
ada rasa kebosanan yang menyergap diri kita
aku rasa itu hal yang wajar...
bertahun-tahun kita bertemu dengan orang yang itu-itu saja...
4 L bahasa gaulnya...lu lagi..lu lagi
mungkinkah hati kita berubah, setelah sekian lama hidup dengan orang yang sama?
mungkin ya mungkin tidak...
tetapi perkawinan bukanlah suatu permainan puzzle
yang bisa di susun, di lepas, disimpan dan di mainkan lagi
dia terikat oleh bingkai aturan agama dan negara
dan yang pasti ia diikat oleh hati
Setiap pasangan mungkin akan merasakan hal itu.
Banyak pasangan yang menang dan tidak sedikit pula yang menjadi pecundang
semua diantara kita pasti menginginkan jadi pemenang.
tetapi kadang kala apa yang kita lakukan tidak mengisyaratkan untuk itu
Cobalah ingat-ingat lagi...saat kita pertama kali jatuh cinta
pada pasangan kita...
masihkah kita mendengar debar-debar aneh yang sama yang bergema di jantung kita?
masihkan ada kerinduan yang sama yang kita rasakan belasan atau puluhan tahun yang lalu
masihkah kita selalu ingin menatap wajahnya, matanya dan senyumnya
mungkin tidak lagi...
karena semua telah berubah, mungkin badannya sudah tak tegap seperti dulu
mungkin wajahnya sudah tak setampan ketika kau pertama kali bertemu
mungkin matanya tidak sebening puluhan tahun yang lalu
dan mungkin senyumnya sudah tak menggoda lagi
tapi hanya sebatas itukah cintamu?
lihatlah sekarang
diantara kalian ada anak-anak yang sehat, tampan, cantik dan cerdas
diantara kalian ada janji, komitmen kesetiaan yang tiada tertulis..tetapi jelas tercatat
dalam kalbu dan di pegang janji itu oleh Allah...
Pabila kebosanan itu datang
cobalah untuk berdamai dengannya
rangkullah cinta yang tersisa
genggamlah jari tangannya, bukankah Allah menciptakan celah diantara jari kalian
adalah untuk saling menggenggam, saling menguatkan, bukan saling melepaskan dan saling memojokan
dan bukan saling mencari kesalahan, dan kemudian saling membuka keburukan.
Cobalah periksa hatimu sekali lagi
benarkahkah sudah terkikis rasa cinta di hatimu untuknya...
kalau masih tersisa...pertahankan...dirawat dan dipupuk agar ia menjadi besar dan rindang
agar bisa kita berteduh di bawahnya dengan nyaman
Cobalah tanyakan sekali lagi hatimu
apakah kau bahagia selama hidup dengannya
apabila jawabannya tidak
periksalah tujuan hidupmu...
kembalilah pada titik awal perkawinanmu
mengapa kau memutuskan hidup dengannya
belasan atau puluhan tahun yang lalu
love is a journey not a destination
cinta adalah perjalanan bukan tujuan
maka nikmatilah cinta selama perjalanan hidup perkawinanmu..
anggaplah perjalanan cintamu belum sampai ketujuan
sampai kau menutup mata
Sebuah nasehat menjelang usia 40
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar