Aku baru tau kalau kejenuhan ini bukan hanya milikku sendiri, setelah mendengar curhat dari banyak teman perempuan ku... betapa hebatnya sebenarnya tugas para ibu rumah tangga yang kelihatannya sepele, namun apabila kita lihat secara dekat, Subhanallah pekerjaan yang tiada habis-habisnya. Dari bangun tidur hingga mau tidur lagi...salah satu teman yang sholehah menceritakan, betapa ia yang begitu menikmatinya rutinitas dalam rumah, suatu saat merasa bosan juga, perlu suatu selingan yang lain dari yang lain....dia bangun mulai jam 4 pagi..tahajjud, sholat subuh, masak, nyuci (pakai mesin cuci), ngepel,mandi, sholat dhuha,barulah ada waktu luang, yang ia pergunakan untuk baca-baca buku, atau bersosialisasi, pengajian...pulang ke rumah, menyiapkan makan siang buat anak dan suami, sore ngantar anak les, ..Subhanallah.. tak terasa seminggu, sebulan tahun demi tahun di laluinya dengan ringan dan bahagia...toh suatu saat ia juga merindukan saat- saat dimana ia di layani bukan hanya melayani...
"melayani" suatu kata yang bagiku sudah tak bisa di maknai dengan arti sebenarnya....karena aku sudah mentasbihkan diriku, untuk melayani..sejak memasuki pintu gerbang pernikahan, lebih-lebih setelah mempunyai dua orang anak laki-laki...yang notabene tidaklah mungkin secara serius ku ajari sekitar pekerjaan dalam rumah yang notabene adalah "milik" perempuan...walaupun sedikit demi sedikit ku ajari at least mengenai apa yang nanti berguna bagi dirinya sendiri.
Kalau apa yang aku, kita dan semua perempuan mendapat penghargaan dari suami kita, anak-anak dan orang-orang yang dekat dengan kita, maka keletihan dan kejenuhan yang selama ini kita rasakan akan hilang, terbang melayang...tetapi kalau semua apa yang kita lakukan di pandang sebelah mata oleh suami kita...ah betapa bertambah rasa lelah yang sudah ada, lahir bathin..
Seorang teman menceritakan apa yang menjadikan ia belajar menjadi orang yang ikhlas dijadikan "apa saja" oleh suaminya...
"Kalau Hidup ini bukan berdasarkan menang atau kalah
lalu apa namanya, jika keberadaan kita tidak pernah di hargai
Dan suara kita tidak pernah di dengar
Nasib ataukah takdir?
kalau selama ini aku mengalah
bukan karena aku merasa kalah
Tetapi lebih kepada mempertahankan
apa yang telah ku dapat yang sedari awal ku sebut
"Karunia Allah SWT"
Aku hanyalah wanita
yang mencoba mentransformasikan cinta
menjadi tanggung jawab moral kepada manusia dan kepada Allah SWT"
Kamis, 25 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar